Webnovel

Share

Prince Of Lifeline

Prince Of Lifeline

Vkaniavie | Remaja

0

Kim Taehyung adalah pangeran kecil keluarga Kim. Seluruh anggota keluarga Kim memperlakukannya dengan sangat hati-hati layaknya porselen. Menjaga dan melindungi Taehyung meski mereka tidak lagi utuh. Bagi mereka Taehyung adalah garis hidup, yang menjadi alasan mereka untuk tetap memiliki harapan pada kejamnya dunia yang mereka tinggali. Begitupula gadis ini, Park Jaelyn. Menjalani kehidupan yang bertolak belakang dengan Taehyung, Park Jaelyn harus menjalani kerasnya hidup sendirian meski ia memiliki keluarga. Ditolak dan disalahkan setiap detiknya. Kim Taehyung adalah alasan dia masih bertahan. Kalau bukan karena Kim Taehyung, Jaelyn sudah lama memutuskan garis hidupnya.

read now download

here story begins

Chapter 1: Prologue

Gadis itu menatap pergelangannya dengan tatapan kosong. Pikirannya begitu berkecamuk, sampai pada titik di mana seluruh tubuhnya terasa sakit. Dadanya sesak, perutnya terasa perih dan air mata tidak berhenti keluar dari sepasang mata almond itu. Angin malam itu berhembus agak kencang, membuat rambut cokelatnya yang mulai memanjang sedikit berantakan.

Tapi dia tidak peduli.

Ia menggerakkan kakinya perlahan agar ayunan yang kini ia duduki bergerak. Diam-diam ia merogoh sebuah benda pipih tajam yang sudah ia persiapkan sejak tadi di saku celana jeansnya. Bibirnya sedikit bergetar takut saat ia menarik salah satu besi tipis dari sana, hingga membentuk sebuah garis lurus. Ujung lancip benda itu ia genggam seolah menguji keberaniannya.

Gadis berambut cokelat itu menapakkan kakinya di tanah, membuat ayunan sontak berhenti. Air mata kembali turun ke pipinya, kali ini lebih banyak. Seolah tau apa yang ia lakukan, ia mengulurkan tangan kanannya tanpa ragu.

Perlahan tapi pasti, ia menempelkan pisau lipat itu di ujung pergelangannya.

Tepat di atas nadinya.

Rasa sakit, sedih, kecewa dan marah menjadi energinya. Ia sudah yakin. Kali ini bukan lagi goresan kecil atau sayatan tanggung yang akan dia torehkan.

Namun, ia akan melakukannya sampai akhir.

Gadis itu memejamkan matanya, mengambil nafas berat sebelum akhirnya mengayunkan pisau itu pada pergelangannya.

SRETT!!

Jantungnya berdebar kuat saat tiba-tiba pisau dalam genggamannya ditahan sebuah tangan yang lebih besar darinya.

Matanya perlahan terbuka, lelehan air mata masih menghiasi netra cantiknya, memandang sesosok pemuda yang kini menatapnya tajam.

Ia tercengang.

"Taehyung-ssi." Gumamnya lirih, perhatiannya kini teralihkan pada tangan Taehyung yang berlumuran darah karena menggenggam bagian tajam pisau gadis cantik itu.

"Kau pikir kau sedang melakukan apa, hah?!" Teriak Taehyung dengan mata yang penuh amarah.

"A-aku,"

"Jangan pernah lakukan ini lagi. Tidak saat aku ada di sampingmu."

Gadis itu menggeleng lemah, jelas membantah dengan putus asa, "Kau tidak mengerti. Aku sudah tidak punya alasan lagi untuk melanjutkan hidupku."

"Aku."

"A-apa?"

Taehyung menatap tajam ke netra bening gadis di depannya ini tanpa keraguan, "Biarkan aku yang mejadi alasanmu bernafas, alasanmu membuka mata setiap hari, alasanmu tersenyum bahagia. Aku akan mengambil semua tanggung jawab itu. Aku akan menjadi garis hidupmu."

Taehyung perlahan melepaskan genggaman gadis itu pada pisau lipatnya dan membuang pisau itu jauh-jauh.

Darah menetes dari telapak tangan Taehyung, jatuh menggenang di tanah secara mengerikan. Gadis itu ingin menangis saja rasanya. Ia mengambil tangan Taehyung yang berdarah dan digenggamnya kuat.

"Tapi, aku tidak mau kau terluka."

Taehyung menyeringai, surai biru lautnya terdorong ke belakang karena angin baru saja berhembus. Dengan perlahan, ia menunduk sedikit mencoba mensejajarkan dirinya dengan gadis di depannya ini lalu meletakkan sebelah tangannya yang tidak terluka di kepala si gadis perlahan.

"Bahkan berdarah untukmu pun aku rela, Park Jaelyn."

Continue Reading